Selasa, 13 Desember 2011

makalah “MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN CARA PENANGGULANGANNYA”




TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH PENGANTAR PENDIDIKAN
“MASALAH  PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN CARA PENANGGULANGANNYA”
DOSEN PEMBIMBING : Prof.Dr.YOHANES BAHARI, M.Si

MAKALAH
Disusun Oleh :
IDEL PUTRI
F01110066

PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2010




PERMASALAHAN YANG ADA
DI SMA NEGERI 1 BELITANG- HILIR
     Permasalahan pendidikan yang ada di SMA NEGERI 1 BELITANG-HILIR tersebut, sangat berpengaruh terhadap mutu dan kualias siswa yang bersekolah di SMA tersebut, sehingga menyebabkan lulusan yang tidak berkualitas. Macam-macam permasalahannya antara lain :
-          Kurangnya tenaga pengajar
-          Kurangnya guru profesional dalam mata pelajaran yang mereka ajarkan
-          Kurangnya fasilias penunjang
-          Kondisi sosial masyarakat
-          Pengaruh dari luar
Ø  KURANGNYA TENAGA PENGAJAR
       Di SMA NEGERI 1 BELITANG-HILIR, tenaga pengajar adalah faktor utama dalam permasalahannya. Misalnya saja didalam dua mata pelajaran hanya dikuasai oleh satu orang guru saja, sehingga tenaga dan semangat guru tersebut menurun untuk mengajar kelas yang lain, mereka sudah merasa lelah, sebab bukan hanya satu mata kelas yang mereka didik, namun ada dua kelas yang harus mereka atur jadwal mengajarnya.
Ø  KURANGNYA GURU YANG PROFESIONAL
       Disekolah tersebut mencari sekolah yang profesional dalam mendidik itu tidak mudah. Banyak guru yang hanya mengandalkan leferensi dari beberapa pengarang dan cara mengajarnya pun terpaku pada guru. Sering kali tidak menjelaskan materi, langsung memberikan tugas terstruktur pada murid-muridnya.hal ini menyebabkan muri-murid merasa bosan dan jenuh.
Ø  KURANGNYA FASILITAS PENUNJANG
Ruang baca (perpustakaan), yang kecil dan kurangnya buku-buku bacaan menyebabkan siswa tidak mempunyai minat untuk membacanya, sehingga para siswa cenderung bermalas-malasan dalam waktu luang,waktu luang siswa pun disia-siakan hanya untuk bermain saja.
Ø  KONDISI SOSIAL MASYARAKAT
      Masyarakat selalu menganggap negatif suatu kegiatan yang dilakukan di sekolah. Mereka cenderung konra terhadap kegiatan yang baru direncanakan sehingga rencana yang sudah pasti menjadi, akan cenderung menjadi tidak pasti. Contoh, kegiatan kepramukaan. Banyak orangtua yang tidak menginginkan anak-anak mereka terlibat didalam kegiatan tersebut. Hal ini menyebabkan suatu tujuan tidak akan bisa berjalan dengan mulus sesuai dengan rencana.
Ø  PENGARUH DARI LUAR
       Pengaruh negatif yang muncul dari luar, menyebabkan suatu komunitas dalam sekolah tersebut menjadi kurang bermutu. Misalnya, cara berpakaian dan tingkah laku.




























1.      PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI PROGRAM              TUGAS BELAJAR
      Lahirnya kepmendikbud NO. 0584/0/89 berarti kualifikasi guru sekolah SMA itu adalah S1 begitu juga PGSD. Implikasi dari keputusan tersebut maka guru sekolah dasar lulusan SPG atau PGA perlu ditugasbelajarkan dalam bentuk program penyetaraan diploma II PGSD. Sementara pada jumlah sekolah SMA unggulan ditemukan adanya kecenderungan diterapkannya peraturan kepegawaian bahwa guru sekolah SMA tidak cukup berkualifikasi Diploma III SPG. Pada sekolah SMA tersebut kualifikasi kepala sekolah dan guru-gurunya harus sarjana pendidikan strata 1. Bahkan dalam rangka membina profesionalisme pegawainya, yayasan yang menaunginya berusaha menyekolahkannya ke LPTK. Semua yang dilakukan untuk menyekolahkan guru SMA di atas, baik dalam bentuk program penyetaraan Diploma III SPG maupun menyekolahkannya ke LPTK dimaksud untuk meningkatkan profesionalisme guru. Oleh karena itu, tugas belajar dapat ditempuh dalam rangka pembinaan profesionalisme pegawai di SMA.
·      Tujuan Program Tugas Belajar
      Ada tiga tujuan yang dapat dicapai dengan pemberian tugas belajar kapada guru di sekolah SMA yaitu (1) meningkatkan kualifikasi formal guru sehingga sesuai dengan peraturan kepegawaian yang diberlakukan secara nasional maupun yayasan yang menaunginya, (2) meningkatkan kemampuan profesional para guru SMA dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah SMA , (3) menumbuhkembangkan motivasi para pegawai sekolah SMA dalam rangka meningkatkan kinerjanya.
·      Sifat Tugas Belajar
     Ada tiga sifat pemberian tugas belajar kepada guru yaitu (1) diberikan secara selektif, artinya hanya nereka yang memenuhi persyaratan tertentu yang dapat mengikuti program tugas belajar, (2) mengikat, artinya setelah selesai mengikuti pendidikan, peserta tugas belajar harus kembali melanjutkan tugas di instansi asal, kecuali ada ketentuan lain, dan (3) waktu penyelesaian studi terbatas yaitu maksimal 30 bulan (5 semester) di dalam negeri dan maksimal 24 bulan (4 semester) di luar negeri.
·      Hak Peserta Tugas Belajar
          Para calon yang sudah resmi dinyatakan sebagai peserta tugas belajar, mempunyai hak-hak berupa uang biaya untuk mengikuti tes, biaya registrasi, pembayaran SPP, pembelian buku dan materi pembelajaran lainnya, biaya penelitian, biaya penyusunan tesis, biaya perjalanan berangkat awal kuliah dan pulang setelah lulus, dan biaya hidup.
·      Kewajiban Peserta Tugas Belajar
      Selama mengikuti pendidikan para peserta juga berkewajiban untuk melaksanakn belajar secara bersungguh-sungguh dan berupaya agar dapat menyelesaikan pendidikan mereka tepat waktu, menyampaikan rencana dan hasil studi kepada kepala sekolahnya masing-masing, menyampaikan laporan kemajuan secara periodik kepada kepala sekolahnya.
·      Sanksi PesertaTugas Belajar
          Adapun sanksi bagi peserta tugas belajar adalah jikia tidak dapat menyelesaikan studi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, yang bersangkutan harus menyelesaikan studinya dengan biaya sendiri. Apabila setelah menyelesaikan studi, yang bersangkutan meninggalkan tugas pokok semula, yang bersangkutan harus mengembalikan biaya studi yang telah digunakan.
2.    PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONALISME GURU MELALUI GUGUS SEKOLAH SMA NEGERI
3.    PRINSIP-PRINSIP PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONALISME GURU
4.    PROSES PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

        

















PENUTUP
A.  Kesimpulan
Peningkatan kemampuan profesional guru dapat diartikan sebagai upaya membantu guru yang belum matang menjadi matang, yang tidak mampu mengelola diri sendiri, menjadi mampu mengelola diri sendiri, yang belum memenuhi kualifikasi, menjadi memenuhi kualifikasi, yang belum terakreditasi,menjadi terakreditasi. Peningkatan kemampuan profesional guru dapat juga diartikan sebagai upaya membantu guru yang belum profesional menjadi profesional. Jadi, peningkatan kemampuan profesional guru itumerupakan bantuan profesianal. Oleh karena sekadar bantuan, yang lebih berperan aktif dalam upaya pembinaan itu adalah guru itu sendiri. Artinya, guru itu sendiri yang seharusnya meminta bantuan kepada yang berwenang untuk mendapatkan pembinaan. Walaupun sekadar bantuan, yang berwenang harus melakukan bantuan atau pembinaan tersebut secara profesional. Itulah yang disebut dengan bantuan profesianal. Tujuan akhir peningkatan kemampuan profesional guru adalah bertumbuhkembangnya profesionalisme guru.
B.  SARAN
Sangat diperlukan sekali ketegasan dari pihak sekolah jika ada guru yang sudah diberikan pelatihan peningkatan kemampuan profesional namun masih belum mangaplikasikan hasil dari ilmu yang ia dapatkan kepada para anak didiknya.
Disamping itu, untuk mengatasi masalah pendidikan, harus ada peran antara semua pihak, baik itu pihak pemerintah, sekolah, dan orangtua. Agar kedepannya nanti masa depan pendidikan di Indonesia lebih cemerlang.













DAFTAR PUSTAKA

-          Alfonso, R, J, Firth, G, Neville, R, F, 1981,INSTRUKTIONAL SUPERVISION; A Behavioral System Boston : london
-          www.pontianakpost.com
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar